Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in
coretan tinta. Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 30 November 2012


                                                                     SINOPSIS
                                                        by:teguht

Bercerita tentang dua pengamen kecil, yang putus sekolah selama tiga tahun. Semenjak ayah mereka meninggal, yang waktu itu Tania masih berumur delapan tahun dan Dede tiga tahun, kehidupan keluarganya kalang kabut. Mereka tidak lagi bisa mengontrak rumah, karena sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayar. Akhirnya, mereka hanya kuasa tinggal di rumah kardus di bantaran sungai, tinggal bersama ibunya.
Hari-harinya dihabiskan untuk mengamen, tidak lain untuk mendapatkan sesuap nasi, untuk bisa bertahan hidup, untuk menyambung sepotong masa depan yang samar-samar. Menjadi anak jalanan adalah sesuatu yang niscaya bagi keduanya. Semua dilakukan untuk membahagiakan Ibunya, yang semenjak kematian ayah, Ibu sering sakit. Kata orang-orang, Ibu sakit lebih pada psikisnya.
Pada suatu malam, saat mengamen juga, kaki Tania tertancap paku jamur di dalam kereta. Wajar kalau benda tajam mudah sekali menancap di kaki mereka, karena mereka mengamen tanpa alas kaki, mereka telanjang kaki, tanpa sandal yang bisa melindungi kakinya dari benda tajam. Tania meringis kesakitan, darah pun mengalir. Untung saja, ia ditolong seorang Om-om penumpang bus itu, dan memberikan sapu tangan untuk menyapu darah dan membalut luka di kaki tersebut.
Keesokan harinya, mereka kembali mengamen. Bukan karena kaki Tania sudah sembuh, tapi karena mengamen adalah kewajiban mereka jika ingin tetap bertahan hidup. Mereka mengamen bersama kembali, meski Tania masih berjalan sedikit pincang, menahan sakitnya kaki yang semalam tertusuk paku jamur itu.
Kembali mengamen di bus, dan kembali bertemu dengan Om itu lagi. Dan Om itu memberikan hadiah kepada mereka berdua, sepasang sepatu dengan kaos kakinya. Malam itu mereka lebih akrab dan mengenal namanya Danar, dipanggil Om Danar. Setelah itu, Om Danar mengantarkan Tania dan adiknya pulang ke rumahnya (untung sekali Om tersebut baik sekali dan untung sekali tidak memiliki maksud buruk kepada mereka).
Setelah Om Danar berbincang-bincang dengan Ibu mereka, akhirnya Ibu memutuskan Tania dan Dede kembali bersekolah berkat dukungan Om Danar.  Meski begitu, merea berdua memutuskan siangnya, setelah pulang sekolah hingga waktu Magrib ia gunakan tetap untuk mengamen.
Akhirnya, Ibu memutuskan untuk mengontrak rumah. Dan itu semua tentu berkat dukungan Om Danar. Ibu pun sudah sembuh dari sakitnya. Ibu memulai usahanya, berjualan kue. Bisnisnya maju dan menjanjikan. Meskipun begitu, Om Danar tetap memberikan uang kepada Ibu. Sebenarnya Ibu menolak, karena usahanya sudah mulai maju, bisa mencukupi kebutuhan keluarga dari usaha jualan kue itu. Dan akan menjadi ucapan bijaknya di halaman-halaman berikutnya, Om Danar selalu mengatakan, “Ditabung saja, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok”.
Dari sinilah, rasa antara Tania dan Om Danar bersemi. Dari kisah rumah kardus di bawah bantaran sungai. Itu hanya dirasakan oleh Tania, tersirat dalam perasaannya dalam cerita ini. Tidak ada penjelasan ataupun penegasan bagaimana perasaan Om Danar.
Usia Dede enam tahun, Tania sebelas tahun dan dia dua puluh lima tahun. Sebagai hadiah Dede berhasil menyelesaikan Lego, permainan yang cukup sulit yang dulu dihadiahkan Om Danar ke Dede, dia memutuskan memberi hadiah denga jalan-jalan di Dunia Fantasi.
Selain mengajak Tania, Dede dan Ibu, dia mengajak Kak Ratna. Belakangan diketahui, ternyata Kak Ratna adalah pacar dia. Belakangan pula, Tania ‘protes’ untuk memanggil Om Danar dengan Kak Danar. Entah karena menganggap dia sudah menjadi bagian dari keluarganya atau ingin membuat hubungan antara mereka lebih dekat menjadi hubungan antara adik dan kakak.
waktu kemudian, Ibu sakit parah, usaha kuenya terhenti. Dan akhirnya ibu meninggal. Kini kedua anak itu yatim piatu, menjadi garis penghabisan keluarga, tidak memiliki siapa-siapa lagi. Hanya ada Kak Ratna dan Kak Danar.
Dari sinilah muncul kalimat, “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”, dia yang mengatakannya untuk membujuk Tania dan Dede pulang dari pemakaman Ibunya. “Ketahuilah Tania dan Dede… Daun yang jatuh tak pernah membenci angin… Tidak sekarang, esok lusa kau akan tahu artinya… “.
Setelah kematian Ibunya, Dede dan Tania tinggal bersama dia. Dan akhirnya dia membeli tanah dan membangun rumah, dan tinggal bersama mereka.
Setelah lulus SD, Tania berhasil mendapatkan ASEAN Scholarship, beasiswa SMP di Singapura, lulus dengan nilai terbaik kedua. Setelah itu, Tania kembali mendapatkan beasiswa SMA di Singapura, lulus dengan nilai terbaik. Lalu, melanjutkan kuliahnya di National University of Singapore dengan nilai terbaik.
Kak Danar juga sudah menjadi GM Marketing di perusahannya. Dede kuliah di universitas yang dekat dengan rumahnya, walaupun kata Tania sebenarnya Dede layak mendapatkan satu kursi universitas di negara Tania belajar.
Rasa cemburu Tania semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika mendapatkan kabar langsung dari dia dan Kak Ratna kalau mereka akan menikah. Tania sangat terlihat merasa cemburu yang luar biasa. Sebenarnya banyak sekali cowok yang suka sama Tania, dari cowok yang Tania anggap menyebalikan, Jhony Chan, hingga cowok yang rela menjadi ‘tukang angkut’ Tania, Adi.
Tapi entah, perasaan itu sangat kuat untuk dia. Saat ulang tahu Tania yang ketujuh belas (sweet seventeen), dia berencana bersama Dede merayakan ulang tahun itu di Singapura, tentu ini menjadi sesuatu yang sangat spesial. Ketika dia hendak pulang di Bandara Changi, memberikan sebuah liontin T untuk Tania. Dan belakangan diketahui ternyata liontin itu akan sempurna jika disatukan dengan liontin milik dia, liontin D. Liontin yang disatukan dengan gambar bunga dan dua daun Linden, daun yang berbentuk hati.
Di akhir buku ini, semua potongan cinta itu terjawab di bawah pohon Linden mereka bertemu. Yang sebenarnya dia merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Tania. Dia sama dengan Tania, tidak berani mengatakan, mengungkapkan isi hatinya, dan terlanjur memutuskan cinta yang sebenarnya dia tidak mencintai Kak Ratna, yang dinikahinya. Saat itu usia tania dua puluh dua, dia tiga puluh enam. Dan bagaimanapun, daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Sekarang Kak Ratna sudah hamil empat bulan, dan Tania harus kembali ke Singapura.
Dia memang amat sempurna, tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tapi dia tidak sempurna. Hanyalah cinta yang sempurna.

Rabu, 28 November 2012

Kembali Kemasa Lalu,,,

Senin, 26 November 2012

Vespa adalah sebuah kendaraan tua.
Banyak yang bilang.......
  • Kendaraan Lemah
  • Kendaraan Miskin
  • Kendaraan Murah
  • Kendaraan Nggak Gaul
  • Kendaraan Jadul
  • Kendaraan Kampungan
Walaupun demikian kenyataannya saya tetap cinta dan berterima kasih kepada Vespa.
Karena Vespa, telah tercipta berjuta.........
  • Kebahagiaan
  • Cinta
  • Canda
  • Tawa
  • Persahabatan
  • Air Mata
  • Reggae Party
Lewat Vespa kadang saya dibuat kesal karena sering Mogok. But, I still love VESPA....
Karena Vespa kita dapat Banyak Teman......Banyak Saudara........!!!!! woooooyyoooooo...

resensi novel menndamba

Kamis, 15 November 2012


ImageJudul              : Mendamba
Penulis           : Aditia Yudis
Penerbit                   : Gagas Media
Terbit Tahun : I, 2010
Tebal              : VIII + 184 halaman; 19 cm
Jenis               : Fiksi
           








KEPENGARANGAN

Aditia yudis
sekarang terdampar di bogor pinggiran, di tingkat akhir masa perkuliahan di departemen konservasi Sumber Daya hutan dan konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Masa Akhir yang menyenangkan itu dia isi dengan melakukan hobinya yaitu membaca, menulis, nonton film, jalan-jalan, dan wisata kuliner.

Dia adalah pencinta pisang dan nge-fans berat dengan Daffa Adhitya.

dia bias dihubungi via facebook di
adhiet07@yahoo.com atau teitter, username: adit_adit.


 SINOPSIS

Ada persoalan yang belum tuntas antara kita. Bukan, bukan dendam. Hanya tanda Tanya besar mengapa kau meninggalkanku di saat aku membutuhkanmu. Aku marah, kesal dan kecewa. Namun, semua itu tertutupi hangat cinta yang masih menyala-nyala dalam hatiku…..

Setiap malam aku berdoa, suatu saat bisa mendengar suaramu lagi. Aku mendongakkan kepala ke langit, berharap kau melihat rembulan yang sama.


Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya. Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya.
Tidak dipungkiri, kecelakaan mobil itulah yang membuat Anna jadi ragu akan kesetiaannya pada Reno. Belum lagi, omelan yang kerap Anna dapatkan dari ibunda Reno. Semua itu menambah kebulatan tekadnya untuk menginggalkan pria yang sangat ia cintai.
Sayang, meski sudah sepuluh tahun berlalu, Anna masih menyimpan rasa cintanya terhadap Reno. Ia bahkan nekat meminta waktu untuk mencari kembali Reno di Jogja kepada sang ibu yang saat itu akan menjodohkannya dengan seseorang bernama Indra.
Satu kesempatan pun diberikan sang ibu kepada Anna. Dengan tekad yang bulat, ia menghubungi Naufalsahabatnya semasa kuliah. Begitu sampai di kota gudeg itu, kenangan akan Reno semakin kuat terasa. Dulu, ia, Reno, Naufal, dan Afrapacar Naufal, selalu menghabiskan waktu bersama.
Berbekal informasi yang didapatkan Anna dari Naufal, akhirnya ia bisa bertemu dengan Reno. Hanya saja, Anna harus berpura-pura menjadi asisten para mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di Taman Nasional Gunung Merapi.
Di sanalah ia bertemu kembali dengan sosok yang selama ini ia cari. Reno yang begitu ia cintai. Reno yang telah ia tinggalkan dan sakiti. Rasa bersalah pun berkecambuk dalam diri Anna. Namun, Reno yang sekarang begitu dingin. Jauh dari sifatnya yang dulu begitu hangat.
Lambat laun, sikap Reno kepada Anna mulai berubah. Ia sudah memaafkan Anna atas kejadian beberapa tahun silam yang menyebabkan pernikahan mereka batal. Namun, baru saja Anna berharap bisa kembali seperti dulu, ada saja kejutan yang membuatnya tidak bisa menerima kenyataan yang ada.
Suatu kenyataan yang membuatnya bingung. Suatu kenyataan yang membuat Anna merasa dikhianati. Meski begitu, Anna yang tampak begitu berat menerima kenyataan tersebut dengan mudah melewatinya. Semua karena Naufal selalu berada di sampingnya.
Mungkinkah Naufal orang yang sebenarnya selama ini Anna butuhkan? Atau hanya Reno yang ia inginkan?

   KEUNGGULAN BUKU
Buku yang mempunyai tebal halaman 184 ini memiliki sampul yang menarik serta memiliki motifasi yang baik bagi pembacanya. Kata-kata yang di gunakan juga sangat menarik.

-       KELEMAHAN BUKU
Buku ini mungkin terlalu tebal untuk dibaca, sehingga membuat para pembacanya kurang memahami isi dari novel ini. Buku ini juga masih menggunakan kertas yang buram di isinya sehingga kurang menarik.

-         NILAI BUKU
Penulis bisa memberikan bahasa yang menarik ketika ia menyampaikan perasaannya dalam tulisan ini. Novel ini sangat cocok di baca oleh para remaja krena mengisahkan tentang percintaan dan perasaan seseorang.

-       SARAN
Walaupun tidak sedikit kata-kata yang masih sulit untuk di mengerti, tetapi kita mudah untuk mengartikanya karena bangyak kalimat yang bersifat puitis yang membuat para pembacanya semakin penasaran untuk membacanya. Seharusnya penulis dapat lagi menambahkan kalimat-kalimat yang bersifat puitis agar para pembacanya lebih tertarik untuk membacanya.

resensi novel dekat dimata jauh dihati


bioNora

Nora umres lahir dan tinggal di semarang. Sejak SMP sudah suka dan belajar keras  menulis cerita.
Bertahun-tahun, cerita yang dia tulis cerita – cerita “serius”. Berulangkali dia berusaha menulis cerita remaja yang ringan dan yang lucu, tetepi selalu gagalhingga dia sadar diri, cerita remaja bukan lahan subur bagi tanaman kreativitasnya.
     namun tahun 2001ketika menulis telah menjadi semacam ketrampilan yang bisa dimanfaatkan kapan dan dimana pun sesuai dengan kebutuhan, dia tergoda untuk kembali menulis cerita remaja. Ternyata “bisa”. Maka lahirlah cerita bersambung bukan sephia di tabloid remaja tren yang kemudia menjadi buku yang berjudul  Uki: Ini Labirin Cinta (PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). Setelah itu,dia aktif menulis cerita pendek remaja yang sebagian besar terpublikasikan lewat majalah aneka yess! Buku ini, Dekat di Mata Jauh di Hati, merupakan versi lengkap cerita tentang Uki.
     Kini salah satu karyanya, Lagu Cinta Cowok Biasa, sedang terbit secara bersambung di Edisi Minggu Harian umum Suara Merdeka.








                                              SINOPSIS

    Uki masih membisu di depan cermin, Padahal di lusr kamar, di sekolah, di rumah teman, di jalan–jalan, Uki ngga pernah bisu. Lebih lagi di tengah gengnya: Erta,Rara,Dina dan Lili. Jangankan diam bicara dikit aja nggak pernah pasti bla-bla-bla. Uki cewek anak kelas II-1 SMA Merdeka dengan suara jazzy dan terkenal banget murah senyum itu, sering membuat cowok-cowok ke Gr-eran dan salah paham karena senyumanya. Seperti Dido cowok ter Kyut di SMA Merdeka sampai kelimpungan dan nggak tau harus giman, kibar cowok pintar fisika dan kimia, penyampai salam Dido ke uki juga ikut-ikutan salah paham dan nggak ketinggalan pak cip ( seorang guru bahasa Indonesia di SMA Merdeka ) yang selalu ngasih buku-buku bacaan ke Uki setelah di pamerin di depan kelas Uki.
     Suatu hari Uki bingung dengan cowok-cowok yang salah paham karena senyumanya itu, lalu Uki menelpon someone, someone yang misterius karena teman-temanya tidak ada yang tahutentang someone yang bikin hati Uki bergetar. Meski hanya mendengar suaranya tanpa bertemu. Namun sayang saat Uki asik bicara dengan someone di sebuah wartel. Dan Dido!, Dido mengikutinya, sejak saat itu someone yang misterius kini diketahui banyak orang. Saat itu Uki bingung bagaimana menanggapi Dido.tiba-tiba sedan merah hati menepi berhenti persis di depan Uki. Keluarlah sesosok cowok dewasa, berkumis lumayan tebal keluar dari mobil dan tersenyum. Mas Prei someone yang misterius mempwerkenalkan diri. Dido hanya termangu culun di depan wartel melihat Uki pergi bersama Mas Peri. Tiga sampai Empat hari kemudian Uki menerima 5 surat sekaligus dan berwarna-warni,hijau lumut dari Kibar, merah hati dari dido, pink dari Mas Prei, dan surat hitam yang berisi ancama agar Uki menjauhi Mas Prei, surat itu dari odink. Odink adalah Gay yang pernah menyukai Mas Prei dan kini malah jatuh cinta sama Dido. Karena takut Dido nolak, Odink minta bantuan Uki, dengan berat hati Ukipun membantunya.
     Karena nggak tau Odink seorang Gay Dido mau aja diajak nonton catswalk disebuah Mol, disana Dido berkenalan dengan salahsatu model. Silvie namanya, dengan Silvie Dido mencoba untuk nglupain Uki. Mereka nonton bareng dan bergandengan mesra. Padahalsaat itu Uki berjanji untuk membuka hatinya untuk Dido, tapi semuanya terlambat bagi Uki. Keesokan paginya Uki ingin bilang pada dido Uki mau terima Dido, sayang Rara terlanjur bilang kalau Dido sudah punya cewek,cantik, model lagi. Itu bikin hati Uki hancur.Uki ingin dengar sendiri dari Dido, lantas menelpon Dido, tapi dido diam Uki nggak suka di cuekin lalu memutus telpon itu. Dido bingung dan mengontak balik Uki. Jawab Uki “aku cukup tau diri kok,Do. Nggak mungkin menang bersaing sama Silvie yang modis, glamor, dan fotomodel banget, aku Cuma cewek sekolahan yang gak pernah pake Lipstik, eye shadow, dan sanding” . Aku Cuma Uki nggak lebih nggak kurang, aku Cuma....Dido! (Dido memutus) aku juga Cuma Dido, cowok slengekan yang suka main gitar dan bikin puisi. Bukan cowok yang suka clubbing di cafe-cafe, apalagi cowok metroseksual yang suka lama-lama dandan di depan cermin. Aku Cuma Dido, Cuma cowok yang setiap hari jatuh cinya sama kamu. Nggal lebih, mggak kurang!”
     Setelah penjelasan di telpon itu, akhirnya mereka kini bersama-sama mencerahkan langit yang mendung.

           
           IDENTITAS BUKU
http://www.gramediapustakautama.com/uploads/dirimg_buku/re_buku_picture_79657.jpg
Judul               : Dekat di Mata Jauh di Hati  
Penulis             : Nora Umres
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku      : 271
Terbit Tahun   : 2005
Kota Terbut    : Jakarta
Jenis               : Fiksi
 













         KEUNGGULANBUKU
     Dengan cover lucu, berwarna. Buku ini memili sampul yang bagus, memiliki motivasi-motivasi yang baik bagi para pembacanya. Buku dengan tebal 271 halaman memang sangat menarik untuk dibaca oleh orang yang sedang jatuh cinta.

        KELEMAHANBUKU
     Buku ini terlalu tebal,dan juga kertas yang digunakan dalam isi buku tidak bagus karena menggunakan kertas buram sehingga kurang menarik. Serta tidak sedikit bahasa yang kurang dimengerti.

                   
NILAI BUKU
  
Buku ini cocok banget untuk Remaja soalnya bercerita tentang masa-masa SMA, mulai dari persahabatan,percintaan,dan hal-hal seru yang bikin ketawa. Tapi tidak untuk anak-anak.

               SARAN
       Buku atau novel yang di buat menurut saya alangkah lebih baik tidak cukup tebal agar para pembaca atau orang yang tertarik untuk membacanya agar tidak bosan dan juga untuk dapat lebih mudah untuk memahami apa isi dari buku atau novel tersebut.


           KESIMPULAN
       Cerita yang menarik, menghanyutkan, asik lagi. Apalagi buat remaja yang baru jatuh cinya. Dengan cover yang lucu,berwarna. Walaupun masih menggunakan kertas buram. Tetapi bikin gregetan. Jauh di mata Dekat di Hati sebagai karya sastra yang layak untuk diperbincangkan dan tentunya di nikmati karena mengandung unsaur sastra yang menarik untuk

contoh resensi novel

Rabu, 14 November 2012

http://galerisiswa.files.wordpress.com/2012/04/daun-yang-jatuh-tak-pernah-membenci-angin.jpg?w=215&h=266 


Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci
   Angin
Pengarang        :  Tere Liye
Penerbit                        :  Gramedia Pustaka Utama
Terbit tahun      :  Pertama Juni, 2010
                              Kedua Oktober, 2010
                              Ketiga Maret, 2011
                              Keempat Mei, 2011
Tebal Buku       :  264 Halaman; 20 cm
Jenis                  : Fiksi

 KEPENGARANGAN

Tere Liye bias dihubungi melalui:
Ø E-mail : darwisdarwis@yahoo.com (jika kalian hendak menyampaikan pertanyaan,saran,atau kritik),
Ø Facebook( profil Darwis Tere-Liye, jika kalian ingin bergabung bersama pembaca-pembaca lain dan mendapat update terbaru Tere-Liye),dan
Ø www.goodreads(profil Tere Lye, jika kalian ingin memberikan rating atas karya-karyanya).

judul buku diambil dari kalimat anonymous: The Falling leaf doesn’t hate tht wind, yang dipopulerkan dalam film jepang Zatoichi





 





SINOPSIS NOVEL
Bercerita tentang dua pengamen kecil, yang putus sekolah selama tiga tahun. Semenjak ayah mereka meninggal, yang waktu itu Tania masih berumur delapan tahun dan Dede tiga tahun, kehidupan keluarganya kalang kabut. Mereka tidak lagi bisa mengontrak rumah, karena sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayar. Akhirnya, mereka hanya kuasa tinggal di rumah kardus di bantaran sungai, tinggal bersama ibunya.
Hari-harinya dihabiskan untuk mengamen, tidak lain untuk mendapatkan sesuap nasi, untuk bisa bertahan hidup, untuk menyambung sepotong masa depan yang samar-samar. Menjadi anak jalanan adalah sesuatu yang niscaya bagi keduanya. Semua dilakukan untuk membahagiakan Ibunya, yang semenjak kematian ayah, Ibu sering sakit. Kata orang-orang, Ibu sakit lebih pada psikisnya.
Pada suatu malam, saat mengamen juga, kaki Tania tertancap paku jamur di dalam kereta. Wajar kalau benda tajam mudah sekali menancap di kaki mereka, karena mereka mengamen tanpa alas kaki, mereka telanjang kaki, tanpa sandal yang bisa melindungi kakinya dari benda tajam. Tania meringis kesakitan, darah pun mengalir. Untung saja, ia ditolong seorang Om-om penumpang bus itu, dan memberikan sapu tangan untuk menyapu darah dan membalut luka di kaki tersebut.
Keesokan harinya, mereka kembali mengamen. Bukan karena kaki Tania sudah sembuh, tapi karena mengamen adalah kewajiban mereka jika ingin tetap bertahan hidup. Mereka mengamen bersama kembali, meski Tania masih berjalan sedikit pincang, menahan sakitnya kaki yang semalam tertusuk paku jamur itu.
Kembali mengamen di bus, dan kembali bertemu dengan Om itu lagi. Dan Om itu memberikan hadiah kepada mereka berdua, sepasang sepatu dengan kaos kakinya. Malam itu mereka lebih akrab dan mengenal namanya Danar, dipanggil Om Danar. Setelah itu, Om Danar mengantarkan Tania dan adiknya pulang ke rumahnya (untung sekali Om tersebut baik sekali dan untung sekali tidak memiliki maksud buruk kepada mereka).
Setelah Om Danar berbincang-bincang dengan Ibu mereka, akhirnya Ibu memutuskan Tania dan Dede kembali bersekolah berkat dukungan Om Danar.  Meski begitu, merea berdua memutuskan siangnya, setelah pulang sekolah hingga waktu Magrib ia gunakan tetap untuk mengamen.
Akhirnya, Ibu memutuskan untuk mengontrak rumah. Dan itu semua tentu berkat dukungan Om Danar. Ibu pun sudah sembuh dari sakitnya. Ibu memulai usahanya, berjualan kue. Bisnisnya maju dan menjanjikan. Meskipun begitu, Om Danar tetap memberikan uang kepada Ibu. Sebenarnya Ibu menolak, karena usahanya sudah mulai maju, bisa mencukupi kebutuhan keluarga dari usaha jualan kue itu. Dan akan menjadi ucapan bijaknya di halaman-halaman berikutnya, Om Danar selalu mengatakan, “Ditabung saja, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok”.
Dari sinilah, rasa antara Tania dan Om Danar bersemi. Dari kisah rumah kardus di bawah bantaran sungai. Itu hanya dirasakan oleh Tania, tersirat dalam perasaannya dalam cerita ini. Tidak ada penjelasan ataupun penegasan bagaimana perasaan Om Danar.
Usia Dede enam tahun, Tania sebelas tahun dan dia dua puluh lima tahun. Sebagai hadiah Dede berhasil menyelesaikan Lego, permainan yang cukup sulit yang dulu dihadiahkan Om Danar ke Dede, dia memutuskan memberi hadiah denga jalan-jalan di Dunia Fantasi.
Selain mengajak Tania, Dede dan Ibu, dia mengajak Kak Ratna. Belakangan diketahui, ternyata Kak Ratna adalah pacar dia. Belakangan pula, Tania ‘protes’ untuk memanggil Om Danar dengan Kak Danar. Entah karena menganggap dia sudah menjadi bagian dari keluarganya atau ingin membuat hubungan antara mereka lebih dekat menjadi hubungan antara adik dan kakak.
waktu kemudian, Ibu sakit parah, usaha kuenya terhenti. Dan akhirnya ibu meninggal. Kini kedua anak itu yatim piatu, menjadi garis penghabisan keluarga, tidak memiliki siapa-siapa lagi. Hanya ada Kak Ratna dan Kak Danar.
Dari sinilah muncul kalimat, “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”, dia yang mengatakannya untuk membujuk Tania dan Dede pulang dari pemakaman Ibunya. “Ketahuilah Tania dan Dede… Daun yang jatuh tak pernah membenci angin… Tidak sekarang, esok lusa kau akan tahu artinya… “.
Setelah kematian Ibunya, Dede dan Tania tinggal bersama dia. Dan akhirnya dia membeli tanah dan membangun rumah, dan tinggal bersama mereka.
Setelah lulus SD, Tania berhasil mendapatkan ASEAN Scholarship, beasiswa SMP di Singapura, lulus dengan nilai terbaik kedua. Setelah itu, Tania kembali mendapatkan beasiswa SMA di Singapura, lulus dengan nilai terbaik. Lalu, melanjutkan kuliahnya di National University of Singapore dengan nilai terbaik.
Kak Danar juga sudah menjadi GM Marketing di perusahannya. Dede kuliah di universitas yang dekat dengan rumahnya, walaupun kata Tania sebenarnya Dede layak mendapatkan satu kursi universitas di negara Tania belajar.
Rasa cemburu Tania semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika mendapatkan kabar langsung dari dia dan Kak Ratna kalau mereka akan menikah. Tania sangat terlihat merasa cemburu yang luar biasa. Sebenarnya banyak sekali cowok yang suka sama Tania, dari cowok yang Tania anggap menyebalikan, Jhony Chan, hingga cowok yang rela menjadi ‘tukang angkut’ Tania, Adi.
Tapi entah, perasaan itu sangat kuat untuk dia. Saat ulang tahu Tania yang ketujuh belas (sweet seventeen), dia berencana bersama Dede merayakan ulang tahun itu di Singapura, tentu ini menjadi sesuatu yang sangat spesial. Ketika dia hendak pulang di Bandara Changi, memberikan sebuah liontin T untuk Tania. Dan belakangan diketahui ternyata liontin itu akan sempurna jika disatukan dengan liontin milik dia, liontin D. Liontin yang disatukan dengan gambar bunga dan dua daun Linden, daun yang berbentuk hati.
Di akhir buku ini, semua potongan cinta itu terjawab di bawah pohon Linden mereka bertemu. Yang sebenarnya dia merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Tania. Dia sama dengan Tania, tidak berani mengatakan, mengungkapkan isi hatinya, dan terlanjur memutuskan cinta yang sebenarnya dia tidak mencintai Kak Ratna, yang dinikahinya. Saat itu usia tania dua puluh dua, dia tiga puluh enam. Dan bagaimanapun, daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Sekarang Kak Ratna sudah hamil empat bulan, dan Tania harus kembali ke Singapura.
Dia memang amat sempurna, tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tapi dia tidak sempurna. Hanyalah cinta yang sempurna.





KEUNGGULAN BUKU
Buku ini memiliki Sampul yang bagus dan menarik untuk di baca, Novel ini dibuat seperti teka-teki pada alur cerita dan pada nama tokohnya, sehingga membuat pembacanya penasaran untuk terus membaca novel ini sampai selesai.

KELEMAHAN BUKU
Buku ini terlalu tebal, dan juga kertas yang digunakan dalam isi buku tidak bagus karena menggunakan kertas buram sehingga kurang menarik. alur campuran yang digunakan kadang cukup membuat pembacanya menjadi cukup kesulitan. Bagian akhir cerita yang tidak digambarkan secara jelas juga membuat pembacanya menafsirkan akhir yang berbeda-beda sesuai kemauannya.

NILAI BUKU

Karya Tere Liye ini memberikan pemahaman kepada kita khususnya remaja saat ini, bahwa cinta itu tak pernah mengenal usia dan butuh  sebuah kejujuran. Kita tidak boleh membenci orang yang telah membuat kita jatuh cinta kepadanya meskipun kita telah tersakiti karena  Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.



SARAN
Sebenarnya sudah bagus karena awalnya happy tetapi berakhir dalam larut kesedihan terus menerus. Seharusya pengarang dapat mempersingkat isi dari novel tersebut, sehingga para pembacanya mudah untuk memcerna cerita tersebut .

KESIMPULAN
bahasanya bagus dan sangat mudah dipahami.Bahasanya yang indah untuk didengar dan sangat puitis sehingga si pembaca sangat nyaman dan senang dalam membaca novel. dan penyelesaian konflik lebih riil Sehingga si pembaca bisa puas dalam memahami novel tersebut dan tidak bosan untuk dibaca walaupun buku itu terlalu tebal.







Pengunjung

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
cilacap, cilacap,jateng, Indonesia
maju terus pantang mundur