Jumat, 30 November 2012
SINOPSIS
by:teguht
Bercerita tentang dua pengamen kecil, yang putus sekolah selama tiga tahun. Semenjak ayah mereka meninggal, yang waktu itu Tania masih berumur delapan tahun dan Dede tiga tahun, kehidupan keluarganya kalang kabut. Mereka tidak lagi bisa mengontrak rumah, karena sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayar. Akhirnya, mereka hanya kuasa tinggal di rumah kardus di bantaran sungai, tinggal bersama ibunya.
by:teguht
Bercerita tentang dua pengamen kecil, yang putus sekolah selama tiga tahun. Semenjak ayah mereka meninggal, yang waktu itu Tania masih berumur delapan tahun dan Dede tiga tahun, kehidupan keluarganya kalang kabut. Mereka tidak lagi bisa mengontrak rumah, karena sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayar. Akhirnya, mereka hanya kuasa tinggal di rumah kardus di bantaran sungai, tinggal bersama ibunya.
Hari-harinya
dihabiskan untuk mengamen, tidak lain untuk mendapatkan sesuap nasi, untuk bisa
bertahan hidup, untuk menyambung sepotong masa depan yang samar-samar. Menjadi
anak jalanan adalah sesuatu yang niscaya bagi keduanya. Semua dilakukan untuk
membahagiakan Ibunya, yang semenjak kematian ayah, Ibu sering sakit. Kata
orang-orang, Ibu sakit lebih pada psikisnya.
Pada
suatu malam, saat mengamen juga, kaki Tania tertancap paku jamur di dalam
kereta. Wajar kalau benda tajam mudah sekali menancap di kaki mereka, karena
mereka mengamen tanpa alas kaki, mereka telanjang kaki, tanpa sandal yang bisa
melindungi kakinya dari benda tajam. Tania meringis kesakitan, darah pun
mengalir. Untung saja, ia ditolong seorang Om-om penumpang bus itu, dan
memberikan sapu tangan untuk menyapu darah dan membalut luka di kaki tersebut.
Keesokan
harinya, mereka kembali mengamen. Bukan karena kaki Tania sudah sembuh, tapi
karena mengamen adalah kewajiban mereka jika ingin tetap bertahan hidup. Mereka
mengamen bersama kembali, meski Tania masih berjalan sedikit pincang, menahan
sakitnya kaki yang semalam tertusuk paku jamur itu.
Kembali
mengamen di bus, dan kembali bertemu dengan Om itu lagi. Dan Om itu memberikan
hadiah kepada mereka berdua, sepasang sepatu dengan kaos kakinya. Malam itu
mereka lebih akrab dan mengenal namanya Danar, dipanggil Om Danar. Setelah itu,
Om Danar mengantarkan Tania dan adiknya pulang ke rumahnya (untung sekali Om
tersebut baik sekali dan untung sekali tidak memiliki maksud buruk kepada
mereka).
Setelah
Om Danar berbincang-bincang dengan Ibu mereka, akhirnya Ibu memutuskan Tania
dan Dede kembali bersekolah berkat dukungan Om Danar. Meski begitu, merea
berdua memutuskan siangnya, setelah pulang sekolah hingga waktu Magrib ia
gunakan tetap untuk mengamen.
Akhirnya,
Ibu memutuskan untuk mengontrak rumah. Dan itu semua tentu berkat dukungan Om
Danar. Ibu pun sudah sembuh dari sakitnya. Ibu memulai usahanya, berjualan kue.
Bisnisnya maju dan menjanjikan. Meskipun begitu, Om Danar tetap memberikan uang
kepada Ibu. Sebenarnya Ibu menolak, karena usahanya sudah mulai maju, bisa
mencukupi kebutuhan keluarga dari usaha jualan kue itu. Dan akan menjadi ucapan
bijaknya di halaman-halaman berikutnya, Om Danar selalu mengatakan, “Ditabung saja, kita tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi besok”.
Dari
sinilah, rasa antara Tania dan Om Danar bersemi. Dari kisah rumah kardus di
bawah bantaran sungai. Itu hanya dirasakan oleh Tania, tersirat dalam
perasaannya dalam cerita ini. Tidak ada penjelasan ataupun penegasan bagaimana
perasaan Om Danar.
Usia
Dede enam tahun, Tania sebelas tahun dan dia
dua puluh lima tahun. Sebagai hadiah Dede berhasil menyelesaikan Lego,
permainan yang cukup sulit yang dulu dihadiahkan Om Danar ke Dede, dia memutuskan
memberi hadiah denga jalan-jalan di Dunia Fantasi.
Selain
mengajak Tania, Dede dan Ibu, dia
mengajak Kak Ratna. Belakangan diketahui, ternyata Kak Ratna adalah pacar dia. Belakangan
pula, Tania ‘protes’ untuk memanggil Om Danar dengan Kak Danar. Entah karena
menganggap dia
sudah menjadi bagian dari keluarganya atau ingin membuat hubungan antara mereka
lebih dekat menjadi hubungan antara adik dan kakak.
waktu
kemudian, Ibu sakit parah, usaha kuenya terhenti. Dan akhirnya ibu meninggal.
Kini kedua anak itu yatim piatu, menjadi garis penghabisan keluarga, tidak
memiliki siapa-siapa lagi. Hanya ada Kak Ratna dan Kak Danar.
Dari
sinilah muncul kalimat, “Daun
Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”, dia yang
mengatakannya untuk membujuk Tania dan Dede pulang dari pemakaman Ibunya. “Ketahuilah Tania dan Dede…
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin… Tidak sekarang, esok lusa kau akan
tahu artinya… “.
Setelah
kematian Ibunya, Dede dan Tania tinggal bersama dia. Dan akhirnya dia membeli
tanah dan membangun rumah, dan tinggal bersama mereka.
Setelah
lulus SD, Tania berhasil mendapatkan ASEAN
Scholarship, beasiswa SMP di Singapura, lulus dengan nilai terbaik
kedua. Setelah itu, Tania kembali mendapatkan beasiswa SMA di Singapura, lulus
dengan nilai terbaik. Lalu, melanjutkan kuliahnya di National University of
Singapore dengan nilai terbaik.
Kak
Danar juga sudah menjadi GM Marketing di perusahannya. Dede kuliah di
universitas yang dekat dengan rumahnya, walaupun kata Tania sebenarnya Dede
layak mendapatkan satu kursi universitas di negara Tania belajar.
Rasa
cemburu Tania semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika mendapatkan kabar langsung
dari dia dan
Kak Ratna kalau mereka akan menikah. Tania sangat terlihat merasa cemburu yang
luar biasa. Sebenarnya banyak sekali cowok yang suka sama Tania, dari cowok
yang Tania anggap menyebalikan, Jhony Chan, hingga cowok yang rela menjadi
‘tukang angkut’ Tania, Adi.
Tapi
entah, perasaan itu sangat kuat untuk dia.
Saat ulang tahu Tania yang ketujuh belas (sweet
seventeen), dia
berencana bersama Dede merayakan ulang tahun itu di Singapura, tentu ini
menjadi sesuatu yang sangat spesial. Ketika dia
hendak pulang di Bandara Changi, memberikan sebuah liontin T untuk Tania. Dan
belakangan diketahui ternyata liontin itu akan sempurna jika disatukan dengan
liontin milik dia,
liontin D. Liontin yang disatukan dengan gambar bunga dan dua daun Linden, daun
yang berbentuk hati.
Di
akhir buku ini, semua potongan cinta itu terjawab di bawah pohon Linden mereka
bertemu. Yang sebenarnya dia
merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Tania. Dia sama dengan
Tania, tidak berani mengatakan, mengungkapkan isi hatinya, dan terlanjur
memutuskan cinta yang sebenarnya dia
tidak mencintai Kak Ratna, yang dinikahinya. Saat itu usia tania dua puluh dua,
dia tiga puluh enam. Dan bagaimanapun, daun
yang jatuh tak pernah membenci angin. Sekarang Kak Ratna sudah
hamil empat bulan, dan Tania harus kembali ke Singapura.
Dia memang amat sempurna, tabiatnya,
kebaikannya, semuanya. Tapi dia
tidak sempurna. Hanyalah cinta yang sempurna.
Rabu, 28 November 2012
Kembali Kemasa Lalu,,,
Senin, 26 November 2012
Banyak yang bilang.......
- Kendaraan Lemah
- Kendaraan Miskin
- Kendaraan Murah
- Kendaraan Nggak Gaul
- Kendaraan Jadul
- Kendaraan Kampungan
Karena Vespa, telah tercipta berjuta.........
- Kebahagiaan
- Cinta
- Canda
- Tawa
- Persahabatan
- Air Mata
- Reggae Party
Karena Vespa kita dapat Banyak Teman......Banyak Saudara........!!!!! woooooyyoooooo...
resensi novel menndamba
Kamis, 15 November 2012
Judul : Mendamba
Penulis : Aditia Yudis
Penerbit : Gagas Media
Terbit Tahun : I, 2010
Tebal : VIII + 184 halaman; 19 cm
Jenis :
Fiksi
KEPENGARANGAN
Aditia yudis
sekarang terdampar di bogor pinggiran, di tingkat akhir masa perkuliahan di departemen konservasi Sumber Daya hutan dan konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Masa Akhir yang menyenangkan itu dia isi dengan melakukan hobinya yaitu membaca, menulis, nonton film, jalan-jalan, dan wisata kuliner.
Dia adalah pencinta pisang dan nge-fans berat dengan Daffa Adhitya.
dia bias dihubungi via facebook di adhiet07@yahoo.com atau teitter, username: adit_adit.
sekarang terdampar di bogor pinggiran, di tingkat akhir masa perkuliahan di departemen konservasi Sumber Daya hutan dan konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Masa Akhir yang menyenangkan itu dia isi dengan melakukan hobinya yaitu membaca, menulis, nonton film, jalan-jalan, dan wisata kuliner.
Dia adalah pencinta pisang dan nge-fans berat dengan Daffa Adhitya.
dia bias dihubungi via facebook di adhiet07@yahoo.com atau teitter, username: adit_adit.
SINOPSIS
Ada persoalan yang belum tuntas antara kita. Bukan, bukan dendam. Hanya tanda Tanya besar mengapa kau meninggalkanku di saat aku membutuhkanmu. Aku marah, kesal dan kecewa. Namun, semua itu tertutupi hangat cinta yang masih menyala-nyala dalam hatiku…..
Setiap malam aku berdoa, suatu saat bisa mendengar suaramu lagi. Aku mendongakkan kepala ke langit, berharap kau melihat rembulan yang sama.
Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya. Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya.
Ada persoalan yang belum tuntas antara kita. Bukan, bukan dendam. Hanya tanda Tanya besar mengapa kau meninggalkanku di saat aku membutuhkanmu. Aku marah, kesal dan kecewa. Namun, semua itu tertutupi hangat cinta yang masih menyala-nyala dalam hatiku…..
Setiap malam aku berdoa, suatu saat bisa mendengar suaramu lagi. Aku mendongakkan kepala ke langit, berharap kau melihat rembulan yang sama.
Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya. Sepuluh tahun sudah berlalu sejak Adrianna meninggalkan Reno. Entah apa yang merasuki pikirannya saat itu, Annasapaan akrabnyabegitu tega meninggalkan Reno sendiri di saat Reno benar-benar sedang membutuhkannya.
Tidak dipungkiri,
kecelakaan mobil itulah yang membuat Anna jadi ragu akan kesetiaannya pada
Reno. Belum lagi, omelan yang kerap Anna dapatkan dari ibunda Reno. Semua itu
menambah kebulatan tekadnya untuk menginggalkan pria yang sangat ia cintai.
Sayang, meski sudah
sepuluh tahun berlalu, Anna masih menyimpan rasa cintanya terhadap Reno. Ia
bahkan nekat meminta waktu untuk mencari kembali Reno di Jogja kepada sang ibu
yang saat itu akan menjodohkannya dengan seseorang bernama Indra.
Satu kesempatan pun
diberikan sang ibu kepada Anna. Dengan tekad yang bulat, ia menghubungi Naufalsahabatnya
semasa kuliah. Begitu sampai di kota gudeg itu, kenangan akan Reno semakin kuat
terasa. Dulu, ia, Reno, Naufal, dan Afrapacar Naufal,
selalu menghabiskan waktu bersama.
Berbekal informasi yang
didapatkan Anna dari Naufal, akhirnya ia bisa bertemu dengan Reno. Hanya saja,
Anna harus berpura-pura menjadi asisten para mahasiswa yang sedang melakukan
penelitian di Taman Nasional Gunung Merapi.
Di sanalah ia bertemu
kembali dengan sosok yang selama ini ia cari. Reno yang begitu ia cintai. Reno
yang telah ia tinggalkan dan sakiti. Rasa bersalah pun berkecambuk dalam diri
Anna. Namun, Reno yang sekarang begitu dingin. Jauh dari sifatnya yang dulu
begitu hangat.
Lambat laun, sikap Reno
kepada Anna mulai berubah. Ia sudah memaafkan Anna atas kejadian beberapa tahun
silam yang menyebabkan pernikahan mereka batal. Namun, baru saja Anna berharap
bisa kembali seperti dulu, ada saja kejutan yang membuatnya tidak bisa menerima
kenyataan yang ada.
Suatu kenyataan yang
membuatnya bingung. Suatu kenyataan yang membuat Anna merasa dikhianati. Meski
begitu, Anna yang tampak begitu berat menerima kenyataan tersebut dengan mudah
melewatinya. Semua karena Naufal selalu berada di sampingnya.
Mungkinkah Naufal orang yang sebenarnya selama ini
Anna butuhkan? Atau hanya
Reno yang ia inginkan?
KEUNGGULAN BUKU
Buku yang mempunyai tebal halaman 184 ini memiliki sampul yang menarik serta memiliki motifasi yang baik bagi pembacanya. Kata-kata yang di gunakan juga sangat menarik.
KEUNGGULAN BUKU
Buku yang mempunyai tebal halaman 184 ini memiliki sampul yang menarik serta memiliki motifasi yang baik bagi pembacanya. Kata-kata yang di gunakan juga sangat menarik.
-
KELEMAHAN
BUKU
Buku ini mungkin terlalu tebal untuk dibaca, sehingga membuat para pembacanya kurang memahami isi dari novel ini. Buku ini juga masih menggunakan kertas yang buram di isinya sehingga kurang menarik.
Buku ini mungkin terlalu tebal untuk dibaca, sehingga membuat para pembacanya kurang memahami isi dari novel ini. Buku ini juga masih menggunakan kertas yang buram di isinya sehingga kurang menarik.
-
NILAI
BUKU
Penulis bisa memberikan bahasa yang menarik ketika ia menyampaikan perasaannya dalam tulisan ini. Novel ini sangat cocok di baca oleh para remaja krena mengisahkan tentang percintaan dan perasaan seseorang.
Penulis bisa memberikan bahasa yang menarik ketika ia menyampaikan perasaannya dalam tulisan ini. Novel ini sangat cocok di baca oleh para remaja krena mengisahkan tentang percintaan dan perasaan seseorang.
-
SARAN
Walaupun tidak sedikit kata-kata yang masih sulit untuk di mengerti, tetapi kita mudah untuk mengartikanya karena bangyak kalimat yang bersifat puitis yang membuat para pembacanya semakin penasaran untuk membacanya. Seharusnya penulis dapat lagi menambahkan kalimat-kalimat yang bersifat puitis agar para pembacanya lebih tertarik untuk membacanya.
Walaupun tidak sedikit kata-kata yang masih sulit untuk di mengerti, tetapi kita mudah untuk mengartikanya karena bangyak kalimat yang bersifat puitis yang membuat para pembacanya semakin penasaran untuk membacanya. Seharusnya penulis dapat lagi menambahkan kalimat-kalimat yang bersifat puitis agar para pembacanya lebih tertarik untuk membacanya.
resensi novel dekat dimata jauh dihati
bioNora
Nora umres lahir dan tinggal di semarang. Sejak SMP sudah suka dan belajar keras menulis cerita.
Bertahun-tahun, cerita yang dia tulis cerita – cerita “serius”. Berulangkali dia berusaha menulis cerita remaja yang ringan dan yang lucu, tetepi selalu gagalhingga dia sadar diri, cerita remaja bukan lahan subur bagi tanaman kreativitasnya.
namun tahun 2001ketika menulis telah menjadi semacam ketrampilan yang bisa dimanfaatkan kapan dan dimana pun sesuai dengan kebutuhan, dia tergoda untuk kembali menulis cerita remaja. Ternyata “bisa”. Maka lahirlah cerita bersambung bukan sephia di tabloid remaja tren yang kemudia menjadi buku yang berjudul Uki: Ini Labirin Cinta (PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). Setelah itu,dia aktif menulis cerita pendek remaja yang sebagian besar terpublikasikan lewat majalah aneka yess! Buku ini, Dekat di Mata Jauh di Hati, merupakan versi lengkap cerita tentang Uki.
Kini salah satu karyanya, Lagu Cinta Cowok Biasa, sedang terbit secara bersambung di Edisi Minggu Harian umum Suara Merdeka.
Nora umres lahir dan tinggal di semarang. Sejak SMP sudah suka dan belajar keras menulis cerita.
Bertahun-tahun, cerita yang dia tulis cerita – cerita “serius”. Berulangkali dia berusaha menulis cerita remaja yang ringan dan yang lucu, tetepi selalu gagalhingga dia sadar diri, cerita remaja bukan lahan subur bagi tanaman kreativitasnya.
namun tahun 2001ketika menulis telah menjadi semacam ketrampilan yang bisa dimanfaatkan kapan dan dimana pun sesuai dengan kebutuhan, dia tergoda untuk kembali menulis cerita remaja. Ternyata “bisa”. Maka lahirlah cerita bersambung bukan sephia di tabloid remaja tren yang kemudia menjadi buku yang berjudul Uki: Ini Labirin Cinta (PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). Setelah itu,dia aktif menulis cerita pendek remaja yang sebagian besar terpublikasikan lewat majalah aneka yess! Buku ini, Dekat di Mata Jauh di Hati, merupakan versi lengkap cerita tentang Uki.
Kini salah satu karyanya, Lagu Cinta Cowok Biasa, sedang terbit secara bersambung di Edisi Minggu Harian umum Suara Merdeka.
SINOPSIS
Uki masih membisu di depan cermin, Padahal di lusr kamar, di sekolah, di rumah teman, di jalan–jalan, Uki ngga pernah bisu. Lebih lagi di tengah gengnya: Erta,Rara,Dina dan Lili. Jangankan diam bicara dikit aja nggak pernah pasti bla-bla-bla. Uki cewek anak kelas II-1 SMA Merdeka dengan suara jazzy dan terkenal banget murah senyum itu, sering membuat cowok-cowok ke Gr-eran dan salah paham karena senyumanya. Seperti Dido cowok ter Kyut di SMA Merdeka sampai kelimpungan dan nggak tau harus giman, kibar cowok pintar fisika dan kimia, penyampai salam Dido ke uki juga ikut-ikutan salah paham dan nggak ketinggalan pak cip ( seorang guru bahasa Indonesia di SMA Merdeka ) yang selalu ngasih buku-buku bacaan ke Uki setelah di pamerin di depan kelas Uki.
Uki masih membisu di depan cermin, Padahal di lusr kamar, di sekolah, di rumah teman, di jalan–jalan, Uki ngga pernah bisu. Lebih lagi di tengah gengnya: Erta,Rara,Dina dan Lili. Jangankan diam bicara dikit aja nggak pernah pasti bla-bla-bla. Uki cewek anak kelas II-1 SMA Merdeka dengan suara jazzy dan terkenal banget murah senyum itu, sering membuat cowok-cowok ke Gr-eran dan salah paham karena senyumanya. Seperti Dido cowok ter Kyut di SMA Merdeka sampai kelimpungan dan nggak tau harus giman, kibar cowok pintar fisika dan kimia, penyampai salam Dido ke uki juga ikut-ikutan salah paham dan nggak ketinggalan pak cip ( seorang guru bahasa Indonesia di SMA Merdeka ) yang selalu ngasih buku-buku bacaan ke Uki setelah di pamerin di depan kelas Uki.
Suatu hari Uki bingung dengan cowok-cowok
yang salah paham karena senyumanya itu, lalu Uki menelpon someone, someone yang
misterius karena teman-temanya tidak ada yang tahutentang someone yang bikin
hati Uki bergetar. Meski hanya mendengar suaranya tanpa bertemu. Namun sayang
saat Uki asik bicara dengan someone di sebuah wartel. Dan Dido!, Dido mengikutinya,
sejak saat itu someone yang misterius kini diketahui banyak orang. Saat itu Uki
bingung bagaimana menanggapi Dido.tiba-tiba sedan merah hati menepi berhenti
persis di depan Uki. Keluarlah sesosok cowok dewasa, berkumis lumayan tebal
keluar dari mobil dan tersenyum. Mas Prei someone yang misterius
mempwerkenalkan diri. Dido hanya termangu culun di depan wartel melihat Uki
pergi bersama Mas Peri. Tiga sampai Empat hari kemudian Uki menerima 5 surat
sekaligus dan berwarna-warni,hijau lumut dari Kibar, merah hati dari dido, pink
dari Mas Prei, dan surat hitam yang berisi ancama agar Uki menjauhi Mas Prei,
surat itu dari odink. Odink adalah Gay yang pernah menyukai Mas Prei dan kini
malah jatuh cinta sama Dido. Karena takut Dido nolak, Odink minta bantuan Uki,
dengan berat hati Ukipun membantunya.
Karena nggak tau Odink seorang Gay Dido
mau aja diajak nonton catswalk disebuah Mol, disana Dido berkenalan dengan
salahsatu model. Silvie namanya, dengan Silvie Dido mencoba untuk nglupain Uki.
Mereka nonton bareng dan bergandengan mesra. Padahalsaat itu Uki berjanji untuk
membuka hatinya untuk Dido, tapi semuanya terlambat bagi Uki. Keesokan paginya
Uki ingin bilang pada dido Uki mau terima Dido, sayang Rara terlanjur bilang
kalau Dido sudah punya cewek,cantik, model lagi. Itu bikin hati Uki hancur.Uki
ingin dengar sendiri dari Dido, lantas menelpon Dido, tapi dido diam Uki nggak
suka di cuekin lalu memutus telpon itu. Dido bingung dan mengontak balik Uki.
Jawab Uki “aku cukup tau diri kok,Do. Nggak mungkin menang bersaing sama Silvie
yang modis, glamor, dan fotomodel banget, aku Cuma cewek sekolahan yang gak
pernah pake Lipstik, eye shadow, dan sanding” . Aku Cuma Uki nggak lebih nggak
kurang, aku Cuma....Dido! (Dido memutus) aku juga Cuma Dido, cowok slengekan
yang suka main gitar dan bikin puisi. Bukan cowok yang suka clubbing di
cafe-cafe, apalagi cowok metroseksual yang suka lama-lama dandan di depan
cermin. Aku Cuma Dido, Cuma cowok yang setiap hari jatuh cinya sama kamu. Nggal
lebih, mggak kurang!”
Setelah penjelasan di telpon itu, akhirnya
mereka kini bersama-sama mencerahkan langit yang mendung.
IDENTITAS BUKU
Judul : Dekat di Mata Jauh di Hati
Penulis : Nora Umres
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 271
Terbit Tahun : 2005
Kota Terbut : Jakarta
Jenis : Fiksi
KEUNGGULANBUKU
Dengan cover lucu, berwarna. Buku ini memili sampul yang bagus, memiliki motivasi-motivasi yang baik bagi para pembacanya. Buku dengan tebal 271 halaman memang sangat menarik untuk dibaca oleh orang yang sedang jatuh cinta.
KELEMAHANBUKU
Buku ini terlalu tebal,dan juga kertas yang digunakan dalam isi buku tidak bagus karena menggunakan kertas buram sehingga kurang menarik. Serta tidak sedikit bahasa yang kurang dimengerti.
NILAI BUKU
Buku ini cocok banget untuk Remaja soalnya bercerita tentang masa-masa SMA, mulai dari persahabatan,percintaan,dan hal-hal seru yang bikin ketawa. Tapi tidak untuk anak-anak.
SARAN
Buku atau novel yang di buat menurut saya alangkah lebih baik tidak cukup tebal agar para pembaca atau orang yang tertarik untuk membacanya agar tidak bosan dan juga untuk dapat lebih mudah untuk memahami apa isi dari buku atau novel tersebut.
KESIMPULAN
Cerita yang menarik, menghanyutkan, asik lagi. Apalagi buat remaja yang baru jatuh cinya. Dengan cover yang lucu,berwarna. Walaupun masih menggunakan kertas buram. Tetapi bikin gregetan. Jauh di mata Dekat di Hati sebagai karya sastra yang layak untuk diperbincangkan dan tentunya di nikmati karena mengandung unsaur sastra yang menarik untuk
contoh resensi novel
Rabu, 14 November 2012
Daun yang Jatuh Tak
Pernah Membenci
Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Terbit
tahun : Pertama Juni, 2010
Kedua Oktober, 2010
Ketiga Maret, 2011
Keempat Mei, 2011
Tebal
Buku : 264 Halaman; 20 cm
Jenis : Fiksi
KEPENGARANGAN
Tere Liye bias dihubungi melalui:
Tere Liye bias dihubungi melalui:
Ø Facebook( profil Darwis Tere-Liye, jika kalian ingin
bergabung bersama pembaca-pembaca lain dan mendapat update terbaru
Tere-Liye),dan
Ø www.goodreads(profil Tere Lye, jika kalian ingin memberikan rating atas
karya-karyanya).
judul buku diambil dari kalimat anonymous: The Falling leaf doesn’t hate tht wind, yang dipopulerkan dalam film jepang Zatoichi
judul buku diambil dari kalimat anonymous: The Falling leaf doesn’t hate tht wind, yang dipopulerkan dalam film jepang Zatoichi
SINOPSIS NOVEL
Bercerita
tentang dua pengamen kecil, yang putus sekolah selama tiga tahun. Semenjak ayah
mereka meninggal, yang waktu itu Tania masih berumur delapan tahun dan Dede
tiga tahun, kehidupan keluarganya kalang kabut. Mereka tidak lagi bisa
mengontrak rumah, karena sudah menunggak tiga bulan, tidak mampu membayar.
Akhirnya, mereka hanya kuasa tinggal di rumah kardus di bantaran sungai,
tinggal bersama ibunya.
Hari-harinya
dihabiskan untuk mengamen, tidak lain untuk mendapatkan sesuap nasi, untuk bisa
bertahan hidup, untuk menyambung sepotong masa depan yang samar-samar. Menjadi
anak jalanan adalah sesuatu yang niscaya bagi keduanya. Semua dilakukan untuk
membahagiakan Ibunya, yang semenjak kematian ayah, Ibu sering sakit. Kata
orang-orang, Ibu sakit lebih pada psikisnya.
Pada
suatu malam, saat mengamen juga, kaki Tania tertancap paku jamur di dalam
kereta. Wajar kalau benda tajam mudah sekali menancap di kaki mereka, karena
mereka mengamen tanpa alas kaki, mereka telanjang kaki, tanpa sandal yang bisa
melindungi kakinya dari benda tajam. Tania meringis kesakitan, darah pun
mengalir. Untung saja, ia ditolong seorang Om-om penumpang bus itu, dan
memberikan sapu tangan untuk menyapu darah dan membalut luka di kaki tersebut.
Keesokan
harinya, mereka kembali mengamen. Bukan karena kaki Tania sudah sembuh, tapi
karena mengamen adalah kewajiban mereka jika ingin tetap bertahan hidup. Mereka
mengamen bersama kembali, meski Tania masih berjalan sedikit pincang, menahan
sakitnya kaki yang semalam tertusuk paku jamur itu.
Kembali
mengamen di bus, dan kembali bertemu dengan Om itu lagi. Dan Om itu memberikan
hadiah kepada mereka berdua, sepasang sepatu dengan kaos kakinya. Malam itu
mereka lebih akrab dan mengenal namanya Danar, dipanggil Om Danar. Setelah itu,
Om Danar mengantarkan Tania dan adiknya pulang ke rumahnya (untung sekali Om
tersebut baik sekali dan untung sekali tidak memiliki maksud buruk kepada
mereka).
Setelah
Om Danar berbincang-bincang dengan Ibu mereka, akhirnya Ibu memutuskan Tania
dan Dede kembali bersekolah berkat dukungan Om Danar. Meski begitu, merea
berdua memutuskan siangnya, setelah pulang sekolah hingga waktu Magrib ia
gunakan tetap untuk mengamen.
Akhirnya,
Ibu memutuskan untuk mengontrak rumah. Dan itu semua tentu berkat dukungan Om
Danar. Ibu pun sudah sembuh dari sakitnya. Ibu memulai usahanya, berjualan kue.
Bisnisnya maju dan menjanjikan. Meskipun begitu, Om Danar tetap memberikan uang
kepada Ibu. Sebenarnya Ibu menolak, karena usahanya sudah mulai maju, bisa
mencukupi kebutuhan keluarga dari usaha jualan kue itu. Dan akan menjadi ucapan
bijaknya di halaman-halaman berikutnya, Om Danar selalu mengatakan, “Ditabung saja, kita tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi besok”.
Dari
sinilah, rasa antara Tania dan Om Danar bersemi. Dari kisah rumah kardus di
bawah bantaran sungai. Itu hanya dirasakan oleh Tania, tersirat dalam
perasaannya dalam cerita ini. Tidak ada penjelasan ataupun penegasan bagaimana
perasaan Om Danar.
Usia
Dede enam tahun, Tania sebelas tahun dan dia
dua puluh lima tahun. Sebagai hadiah Dede berhasil menyelesaikan Lego,
permainan yang cukup sulit yang dulu dihadiahkan Om Danar ke Dede, dia memutuskan
memberi hadiah denga jalan-jalan di Dunia Fantasi.
Selain
mengajak Tania, Dede dan Ibu, dia
mengajak Kak Ratna. Belakangan diketahui, ternyata Kak Ratna adalah pacar dia. Belakangan
pula, Tania ‘protes’ untuk memanggil Om Danar dengan Kak Danar. Entah karena
menganggap dia
sudah menjadi bagian dari keluarganya atau ingin membuat hubungan antara mereka
lebih dekat menjadi hubungan antara adik dan kakak.
waktu
kemudian, Ibu sakit parah, usaha kuenya terhenti. Dan akhirnya ibu meninggal.
Kini kedua anak itu yatim piatu, menjadi garis penghabisan keluarga, tidak
memiliki siapa-siapa lagi. Hanya ada Kak Ratna dan Kak Danar.
Dari
sinilah muncul kalimat, “Daun
Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin”, dia yang
mengatakannya untuk membujuk Tania dan Dede pulang dari pemakaman Ibunya. “Ketahuilah Tania dan Dede…
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin… Tidak sekarang, esok lusa kau akan
tahu artinya… “.
Setelah
kematian Ibunya, Dede dan Tania tinggal bersama dia. Dan akhirnya dia membeli
tanah dan membangun rumah, dan tinggal bersama mereka.
Setelah
lulus SD, Tania berhasil mendapatkan ASEAN
Scholarship, beasiswa SMP di Singapura, lulus dengan nilai terbaik
kedua. Setelah itu, Tania kembali mendapatkan beasiswa SMA di Singapura, lulus
dengan nilai terbaik. Lalu, melanjutkan kuliahnya di National University of
Singapore dengan nilai terbaik.
Kak
Danar juga sudah menjadi GM Marketing di perusahannya. Dede kuliah di
universitas yang dekat dengan rumahnya, walaupun kata Tania sebenarnya Dede
layak mendapatkan satu kursi universitas di negara Tania belajar.
Rasa
cemburu Tania semakin menjadi-jadi. Apalagi ketika mendapatkan kabar langsung
dari dia dan
Kak Ratna kalau mereka akan menikah. Tania sangat terlihat merasa cemburu yang
luar biasa. Sebenarnya banyak sekali cowok yang suka sama Tania, dari cowok
yang Tania anggap menyebalikan, Jhony Chan, hingga cowok yang rela menjadi
‘tukang angkut’ Tania, Adi.
Tapi
entah, perasaan itu sangat kuat untuk dia.
Saat ulang tahu Tania yang ketujuh belas (sweet
seventeen), dia
berencana bersama Dede merayakan ulang tahun itu di Singapura, tentu ini
menjadi sesuatu yang sangat spesial. Ketika dia
hendak pulang di Bandara Changi, memberikan sebuah liontin T untuk Tania. Dan
belakangan diketahui ternyata liontin itu akan sempurna jika disatukan dengan
liontin milik dia,
liontin D. Liontin yang disatukan dengan gambar bunga dan dua daun Linden, daun
yang berbentuk hati.
Di
akhir buku ini, semua potongan cinta itu terjawab di bawah pohon Linden mereka
bertemu. Yang sebenarnya dia
merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Tania. Dia sama dengan
Tania, tidak berani mengatakan, mengungkapkan isi hatinya, dan terlanjur
memutuskan cinta yang sebenarnya dia
tidak mencintai Kak Ratna, yang dinikahinya. Saat itu usia tania dua puluh dua,
dia tiga puluh enam. Dan bagaimanapun, daun
yang jatuh tak pernah membenci angin. Sekarang Kak Ratna sudah
hamil empat bulan, dan Tania harus kembali ke Singapura.
Dia memang amat sempurna, tabiatnya,
kebaikannya, semuanya. Tapi dia
tidak sempurna. Hanyalah cinta yang sempurna.
KEUNGGULAN BUKU
Buku ini memiliki Sampul yang bagus dan menarik untuk
di baca, Novel ini
dibuat seperti teka-teki pada alur cerita dan pada nama tokohnya, sehingga
membuat pembacanya penasaran untuk terus membaca novel ini sampai selesai.
KELEMAHAN BUKU
KELEMAHAN BUKU
Buku ini terlalu tebal, dan juga kertas yang digunakan
dalam isi buku tidak bagus karena menggunakan kertas buram sehingga kurang
menarik. alur campuran yang digunakan kadang cukup
membuat pembacanya menjadi cukup kesulitan. Bagian akhir cerita yang tidak
digambarkan secara jelas juga membuat pembacanya menafsirkan akhir yang
berbeda-beda sesuai kemauannya.
NILAI BUKU
Karya
Tere Liye ini memberikan pemahaman kepada kita khususnya remaja saat ini, bahwa
cinta itu tak pernah mengenal usia dan butuh sebuah kejujuran. Kita tidak
boleh membenci orang yang telah membuat kita jatuh cinta kepadanya meskipun
kita telah tersakiti karena Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin.
SARAN
Sebenarnya sudah bagus karena awalnya happy tetapi berakhir dalam larut kesedihan terus menerus. Seharusya pengarang dapat mempersingkat isi dari novel tersebut, sehingga para pembacanya mudah untuk memcerna cerita tersebut .
KESIMPULAN
bahasanya bagus dan sangat mudah dipahami.Bahasanya yang indah untuk didengar dan sangat puitis sehingga si pembaca sangat nyaman dan senang dalam membaca novel. dan penyelesaian konflik lebih riil Sehingga si pembaca bisa puas dalam memahami novel tersebut dan tidak bosan untuk dibaca walaupun buku itu terlalu tebal.
bahasanya bagus dan sangat mudah dipahami.Bahasanya yang indah untuk didengar dan sangat puitis sehingga si pembaca sangat nyaman dan senang dalam membaca novel. dan penyelesaian konflik lebih riil Sehingga si pembaca bisa puas dalam memahami novel tersebut dan tidak bosan untuk dibaca walaupun buku itu terlalu tebal.
Langganan:
Postingan (Atom)